Kamis, 29 Oktober 2009

"kebebasan finansial"

Belakangan ini banyak bermunculan tokoh (selebritis?) yg disebut "motivator".
Slh 1 jenisnya adalah yg ktnya mampu mengajarkan bagaimana meraih kekayaan materi (tajir) yg melimpah dlm waktu relatif singkat.
Tdk masalah, tapi bagi saya sama saja spt fenomena MLM :
kalau benar mrk udah tajir duluan krn menerapkan trik yg mau mrk ajarkan sama kita, knp gak langsung saja bagikan uang yg jumlahnya lumayan?
entah u/ makan bagi saudara/i kita yg benar2 sedang kelaparan (ga pake bo'ong)
baru setelah itu ajarkan cara "mengembangbiakkan" uang
atau berikan modal bagi mrk yg sedang bersemangat wirausaha (enterpreneurship)
sambil mengajarkan cara "meledakkan" sebuah bisnis?
jgn pake alasan "lebih baik memberikan kail drpd lgsg memberikan ikan",
ga nyambung dgn situasi para korban korupsi yg jumlahnya justru mayoritas di negara ini.
kalo emang yakin teorinya bener, lgsg aja buktiin dgn mendampingi seorang kere u/ mengubahnya jadi tajir... sama spt alm. Bunda Teresa yg sedikit bicara, banyak bekerja.

Kamis, 22 Oktober 2009

(sepeda) motor

Saya justru heran pada anggota masyarakat yang heran saat melihat banyaknya pemudik menggunakan sepeda motor dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena tersebut justru membuktikan bahwa koruptor RI telah berhasil memiskinkan masyarakat Indonesia. Anda tidak perlu menulis artikel, memberikan komentar maupun mengeluhkan banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor, karena itu malah membuktikan perasaan anda kurang peka pada penderitaan mereka.
Memangnya apa yang anda harapkan? Bahwa mereka seharusnya mudik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi roda empat? Kita telah melihat dengan jelas di media massa betapa korupsi telah menyebabkan angkutan umum Indonesia TIDAK LAYAK melayani para pemudik secara kuantitatif maupun kualitatif !
Menggunakan sepeda motor untuk pergi ke kampung halaman justru memperlihatkan :
kepasrahan mereka pada penindasan akibat korupsi, yang menyebabkan sebagian besar pajak tidak dipakai untuk membangun sarana transportasi yang LAYAK, dan
kemandirian mereka untuk tetap melanjutkan tradisi hidup meskipun hak-haknya telah dirampas koruptor.
Jika anda iba pada para pemudik bersepeda motor ini, terutama karena ada anak-anak dan wanita lemah, seranglah korupsi hingga tersisa sesedikit mungkin supaya sarana transportasi menjadi layak seutuhnya dan, di sisi lain, penghasilan mereka menjadi layak sehingga mampu membayar sarana transportasi mudik yang manusiawi.

Minggu, 18 Oktober 2009

Video Marshanda

Belum lama ini, selebritis remaja bernama Marshanda menerbitkan beberapa video di youtube. Publik jadi heboh krn dlm video2 tsb, Cha2 (nama panggilan Marshanda) curhat (mencurahkan isi hati) mengenai luka batinnya akibat kekejaman teman2nya di masa lalu, yaitu semasa SD (sekolah dasar). Akhirnya sebagian besar masyarakat menilai negatif perbuatan Cha2 ini.
Itulah yg justru membuat saya ikut2an jengkel.

Tega2nya publik menyalahkan Cha2. Kita JELAS2 SUDAH TAHU bahwa masa remaja adalah saat di mana mental manusia tengah labil. Bagi kaum selebriti, ditambah lagi dgn tekanan u/ tampil serba "baik", sempurna..... Orang2 mestinya memberikan, paling tdk, simpati bagi adik kita ini. Memang curhat sebaiknya dilakukan di ruang pribadi kita. Namun jika orangtua tdk hadir saat kebutuhan ini ada, bahkan kalaupun hadir malah menentang isi hatinya, teman2 menjauhi atau takut menampung curhatnya, orang2 lain di lingkungan juga menjaga jarak, wajarlah kalau Cha2 akhirnya mencari ruang pelampiasan di dunia kebebasan : internet.

Saya tdk heran akan apa yg disampaikan Cha2, krn saya sendiri pernah menyaksikan ketdkadilan serupa semasa SD : teman2 saya yg alim atau populer di sekolah atau di kalangan guru, justru diam2 dianiaya secara fisik maupun mental oleh "teman" (hrs pakai tanda kutip, manusia2 semacam itu tdk pantas disebut teman yg sesungguhnya. Orang2 spt itu sampai punya hubungan dgn Cha2 & kita hanya krn kenal nama, pernah sekls, dl... kita kenal mereka krn terpaksa) yg ada di sekitarnya setiap hari. Dlm istilah yg populer belakangan ini : bullying.
Sementara mengenai keterangan dari pihak keluarga dlm jumpa pers & wawancara, saya memutuskan u/ tdk percaya. Penyampaian Cha2 dlm video tsb begitu nyata, bukan bercanda, bukan main2, bukan rekayasa. Keterangan tsb dibuat hanya demi menjaga entah gengsi atau harga diri Cha2 & keluarga, selain demi karir Cha2 sbg tokoh publik & penghibur (entertainer).

Sebetulnya, saya tadinya bukan penggemar Cha2. Namun peristiwa ini justru membuat saya, secara psikologis, malah menggemarinya... hahaha. . .